Warna Jingga
- Monologue
- 4 Apr 2020
- 1 menit membaca
Diperbarui: 1 Apr 2021
Beberapa waktu lalu, suasana langit disore hari menampakkan keindahannya. Ada pelangi, serta senja diujung cakrawala. Kau tau, aku menikmatinya walau sesaat. Sama seperti aku mencintaimu sesaat. Memang perih jika dirasa, namun semua itu tak akan pernah bisa aku lupa. Senja sore hari yang menghiasi langit jakarta begitu indah. Aku sengaja keluar rumah untuk menikmati alam semesta. Meskipun masih di dalam kota, ketika ia pergi tergantikan malam. Keindahannya masih serupa, merupa dirimu ketika aku jatuh cinta. Malam itu langit tak seperti biasanya, terang inar binar cahaya bulan mampu membawa semua kesedihan yang sama. Harapan yang tak tersimpan lama serta air mata tak lagi ada. Hanya ada senyum ketika aku mulai merasa, merasa kalau mencintaimu bukanlah hal terbodoh yang pernah aku lakukan. Merasa jika kau juga berhak memilih seseorang hari ini untuk menemanimu, juga tak apa. Perlahan aku akan melupakan rasa ini tanpa harus melupakan dirimu. Namun, tetap ! Kau akan menjadi cinta yang indah untuk ku ceritakan kelak pada siapapun. Aku yakin akan ada orang yang pandai mencintaiku juga seperti aku mencintaimu. Atau bahkan dia lebih dari itu. Entahlah, semoga saja aku mampu melepasmu. Mampu mengikhlaskan tentang dirimu. Dan mampu mengakhiri cerita yang ku tulis untukmu. Semoga saja.
Comments