PROLOGUES
- Monologue
- 17 Jan 2020
- 1 menit membaca
Diperbarui: 2 Mar 2020

Sejenak, hening, sunyi sesunyi cahaya. Dialog bisu, diam seribu bahasa. Menulis menjadi salah satu mediaku untuk bercerita tentang berbagai hal. Sebenarnya, aku ingin bercerita kepada orang terdekat. Sekedar melepas keluh kesah, Raga yang Ragu, Khawatir yang hebat. Namun semakin bertambah usia, aku enggan untuk terlalu banyak bercerita. Bercerita kepada sahabat ? ah aku rasa dunia mereka tidak hanya untuk mendengarkan segala aduanku, segala keluh kesahku. Bercerita pada orangtua ? ah rasanya tidak mungkin, aku sudah mencobanya, lalu respon yang mereka berikan tidak pernah sesuai harapan. Bukan karena aku tidak mau mendengarkan. Hanya saja hal itu semakin menambah bebanku untuk bercerita. Cerita ke kakak ? aku punya seorang kakak tiri perempuan memang, tetapi selama 19 tahun ini aku hanya bertemu dengannya sekali saja. Dia terlalu menyibukkan diri dengan dunianya. Ada yang datang beralasan karena peduli. Tidak, mereka yang datang sebenarnya hanya sekedar penasaran. Sebagian tentang aduanku, masalahku aku ceritakan melalui Tulisan, tetapi semuanya tentang rasa, tidak tentang keluarga, hidup dan lainnya. Terkadang beberapa masalah memang tidak untuk diceritakan. Pada akhirnya, aku lebih banyak diam, bukan berarti sombong atau apapun persepsi yang keluar dari ucapan mereka. Aku hanya menikmati sisa waktu dari rutinitas harian yang membosankan, lelah iya, masalahpun ada. Dan, menulis menjadi salah satu media untuk menuangkan semuanya.
Comments