PENJELAJAH WAKTU
- Monologue
- 9 Feb 2020
- 1 menit membaca
Diperbarui: 2 Mar 2020
Untukmu, ingin sekali aku menjelahi waktu. Mengulang semua yang berlalu, memperbaiki masa lalu. Agar tak ada kesalahan kesalahan dariku yang membuatmu cepat berlalu, tatkala kita berjalan bersama sang waktu, ingin tak ku katakan sebenar-benarnya perasaan yang aku simpan bersamamu, hingga menjadi album yang berdebu. Ingin ku buat perasaanku tertutup lebih rapih lagi agar kau tak mungkin berlalu. Seperti angin, yang berhembus saat aku menghela nafas, meratap hati yang tak seharusnya berharap. Meluruh pilu yang semakin sore semakin membuatku sendu, jika memang inginmu pergi. Pergilah sejauh mungkin, bermainlah dengan banyaknya hati. Bawa seluruh perasaanku pergi bersamamu, jangan takut jatuh. Kau dicintai, oleh pecinta yang ulung, hingga semesta menjawab bahwa pertemuan kita bukanlah ketidak sengajaan atau dengan kesengajaan. Agar tak ada pihak yang merasa kehilangan begitu dalam. Kau selalu membuatku terpaku, pada satu tatapan yang tak mungkin aku palingkan jika ternyata itu bukanlah dirimu. Pesanku yang tak kunjung kau baca pada ujung cakrawala itu, masih ada segenap rasa didalamnya. Kala namamu ku labungkan tinggi pada sepertiga malam, begitu tingginya hingga menembus batas awan. Tak heran terkadang harapanku terjatuh kala rintik hujan datang. Akan ku lanjutkan ceritamu hari ini, sebagai bunga tidur yang kita sebut mimpi. Dan fiksi fiksiku dalam imajinasi.
Comentarios