KONSTELASI DUA ARAH
- Monologue
- 6 Feb 2021
- 1 menit membaca
Diperbarui: 1 Apr 2021
Jika nanti diantara kilatan cahaya kau tak menemukanku, datanglah diantara hening sunyi senyap dibalik wajah sang malam. Aku bagai cahaya yang meredup diantara ribuan cahaya lain, tak terlihat olehmu meskipun mencoba hadir. Dengan sengaja melanggar norma dalam eksistensi rasa. Kita seperti konstelasi dua arah arus listrik yang saling berlawanan, dan saling bertolak belakang. Lantas, dirimu menjelma seperti kumpulan sajak yang berhamburan. Dua tangan yang saling menggenggam kini mulai saling melepaskan. Kau merupa senja, warna jingga indah memanjakan sebuah logika. Bodohnya, aku terhanyut dalam sebuah rasa, menjebakku kedalam sebuah labirin prasangka yang terus menerus menduga-duga "mungkinkah aku dan kamu menjadi kita?" Tak apa, dirimu bukanlah orang yang jahat, namun salahku menitipkan perasaan pada orang yang tak tepat.
Comments