Hal

Melepasmu tidaklah mudah, merelakanmu juga hal yang sangat sulit untuk ku lakukan. Tapi, semua tidaklah tidak mungkin, ada kemungkinan yang terjadi dan salah satunya adalah benar benar membuang perasaanku padamu yang telah lama melekat begitu dalam. Kau tau? jika orang yang mabuk karena minum hanya untuk melupakan atau meluapkan emosional seseorang? hanya karena ia tak mampu mengekspresikan suasana hati yang begitu kacau. Aku menyadari hal itu ketika saat pergi berlibur dan bermalam di sebuah vila. Berlibur bersama tim rekan kerja. Tanpa sadar aku menenggak gelas berisi minuman alkohol begitu banyak. Hingga tak sadarkan diri, tertidur pulas. Namun alam bawah sadarku membawa ku pada hal yang begitu menyakitkan, pilu yang pahit jelas terasa seolah olah ini terulang kembali untuk yang kedua kalinya. Dimana kau pergi tanpa kabar dan jejak, tanpa sepatah kata ucapan perpisahan hingga kau kembali dengan pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Aku berteriak memanggil namamu begitu lugas, aku menangis begitu keras. Dan memohon kau kembali, namun kau tetap pergi menjauh hingga tak ada lagi jejak yang singgah. Tanpa sadar aku benar benar melakukan itu di luar kendali otak kanan dan kiriku. Partner kerjaku membangunkan ku seolah olah aku seperti orang kesurupan. Dan ternyata memang benar, ketika pagi menjelang. Fajar mulai terlihat disudut jendela ruang, mereka berkumpul dan bertanya "Siapa Fella yang kau panggil namanya semalam? first love? Kau terlalu menyukai dirinya. Kau menangis dan meneriakkan namanya seolah olah dia tidak ada". Aku hanya terdiam tanpa kata, air mata mulai jatuh dari pelupuk mata. Lalu seorang rekan kerjaku berkata "Gapapa, orang yang minum sampai mabuk biasanya akan mengeluarkan beban terberat yang ada di dalam hatinya. Sekarang gimana? sudah lega?". Saat itulah, aku mulai terbiasa tanpamu, aku mulai terbiasa dengan tidak memikirkanmu, aku sudah mulai bisa melepasmu, merelakanmu dengan siapa yang kau pilih nanti. Dan kau tau, entah kenapa cerita cinta selalu penuh drama. Dalam drama korea, Lee Min Ho mabuk lalu menangis karena mencoba mengingat hal yang pernah ia ingat, dan aku menangis ketika mabuk karena mencoba mengingat hal yang selalu ingin ku lupakan. Semua hal yang ingin ku ungkapkan tanpa sadar, aku mengungkapkannya dengan cara yang seperti ini. Dan aku sadar yang seharusnya kulakukan dari dulu adalah dengan menjauhkan perasaanku pada dirimu, agar tak terlalu menyakitkan. Seolah olah memang kita hanyalah berteman, namun salahku menganggapmu lebih dari seorang teman. Memang benar, tidak ada wanita dan pria yang benar benar berteman sepenuhnya, akan ada yang berharap lebih dan terjatuh lebih dalam lagi. Percayalah, kau kini akan menjadi sebuah awal dari perasaanku yang baru. Perasaan yang enggan bermain cinta, perasaan yang enggan terdengar sementara. Karenamu aku belajar, pentingnya cinta dalam hidup, bukan hanya aku yang butuh mencintai, namun juga butuh untuk dicintai sebagaimana aku mencintaimu dengan sebaik baiknya. Jelas terlihat perbedaan yang jauh diantara kita, masa depanmu cerah dan aku harus berjuang hingga keringat tak lagi terlihat basah. Pagiku menjadi malam, dan malam menjadi pagi bagiku hanya untuk sebuah keinginan, masa depan yang aku inginkan. Kau selalu mampu melewati hari hari yang begitu berat, kau selalu bisa menjaga dirimu dari hal hal yang begitu menyakitkan, kau selalu mampu berdiri diatas kakimu sendiri meskipun kau seorang wanita. 2 tahun lebih aku mengharap perasaan yang tak seharusnya aku harap, 2 tahun lebih aku membuang waktu yang seharusnya ku gunakan waktu itu untuk hal hal yang membuatku jauh merasa lebih bahagia. Aku tidak menyalahkanmu, karena aku sadar sepenuhnya adalah kesalahanku, kebodohanku. Ternyata memang benar, cinta dan bodoh itu beda tipis, aku sampai tidak mampu membedakannya. Teruslah menjadi bintang yang berpijar terang dalam lentera ruang hati kecilku. Kau akan tetap ada meskipun hanya sebatas kenangan belaka. Kau akan menjadi orang yang pertama untukku ketika aku mulai mengenal arti jatuh cinta. Hanya kamu, semua hal indah dan pahit ini yang akan ku kenang.